Bagi orang-orang seperti Adrian Silas Tay, membawa kamera saat menjejakkan kaki ke alam bersama sekelompok fotografer satwa liar adalah hal yang benar-benar istimewa dan sempurna, dan mungkin menjadi salah satu hobi yang paling ia nantikan di setiap akhir pekan.
Sang pencinta alam memulai hobinya pada tahun 2009 dengan kamera sederhana EOS 50D sebagai pemakaian sehari-hari. Tetapi hobi ini sekarang berkembang menjadi pencapaian utama untuk mengambil gambar terbaik dari burung-burung migrasi dengan bulunya yang indah dan berwarna-warni.
Saat ini, Canon EOS R6 dengan EF300m f/2.8L IS USM dan Canon Extender EF 2X III menjadi pilihan favorit bagi pengamat burung dan kontributor Singapore Birds Project—yang merupakan bank informasi komprehensif yang berhasil mendokumentasikan pertumbuhan jumlah burung.
Mari kita belajar dari Adrian, mengenai bagaimana untuk menjadi seorang fotografer burung di tempat persinggahan burung migran seperti di Singapura. Katanya disini terdapat ratusan jenis burung yang dapat dilihat selama masa migrasi aktif mereka, sehingga suatu keharusan untuk memiliki pengetahuan mengenai burung, dan memiliki kesabaran, tambahnya. Kami menganggap bahwa kesabarannya juga merupakan salah satu hal yang membuat Adrian unggul saat berinteraksi dengan anak-anak yang berkebutuhan khusus di pekerjannya sehari-hari.
Adrian memberitahu kami bahwa memotret di outdoor selalu memiliki resiko, terutama untuk peralatan kameranya. Bahkan dia sama sekali tidak malu untuk memberitahu bahwa ia sudah beberapa kali menjatuhkan kameranya saat sedang mengamati burung. “Saya harus bilang bahwa saya bukan orang yang paling hati-hati dalam menangani kamera, tetapi untungnya saya adalah anggota CPS.”
Anggota CPS Silver-tier dapat menikmati diskon 30% untuk layanan servis dan diskon 5% untuk suku cadang dan 1 kali sensor cleaning secara gratis.
Adrian ingat saat ia mengirimkan kameranya untuk diperiksa setelah mengalami benturan yang cukup keras dan ia mendapatkan kameranya kembali dalam waktu kurang dari 4 hari—waktu penyelesaian yang cepat, katanya, hal ini penting bagi fotografer burung yang harus peka terhadap waktu selama musim migrasi aktif. Dalam insiden itu, papan sirkuit internal kameranya harus diganti dengan suku cadang baru yang dikirim dari Jepang, dan reparasi selesai hanya dalam waktu 10 hari.
Kami meminta Adrian untuk berbagi ceritanya mengenai relevansi CPS terkait dengan pengguna kamera Canon di dalam kelompok pengamat burungnya: “Saya terjekut kalau ternyata hanya sekitar 20% pengguna Canon yang saya kenal, yang saat ini menjadi anggota CPS. Sebenarnya mereka dapat dengan mudah memenuhi syarat untuk menjadi anggota CPS. Maksud saya, hanya dengan melihat sekilas peralatan kamera mereka, itu sudah cukup jelas. Bagi mereka yang masih belum menikmati fasilitas dan manfaat gratis CPS, sebenarnya sangat disayangkan.” Tambahnya.
“Ada saran untuk fotografer Canon di luar sana yang belum mendaftarkan diri ke CPS?” tanya kami.
Adrian mengatakan dengan antusias:
“CPS adalah kesepakatan yang bagus. Menurut saya, ayo bantu diri Anda sendiri dengan mendaftar ke CPS secara gratis. Anda bisa melakukannya dengan cukup cepat melalui online, yang perlu Anda lakukan hanyalah mendaftarkan peralatan Anda, nomor seri, itu saja.”
Jangan lewatkan untuk bergabung menjadi keanggotaan Canon Professional Services.